Ekstrimisme: Wajah Bengis Sang Pangeran Demokrasi
![Image](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBdq-IMXLygrCn6K7KtzrNPdtEiKoyrwmTUdAD-tathMGBmiOtvXt_VRwFb78JUCRcV-8TyogLdsD1OmP6NwK0WC0ZYtaDl5Pt6gX9vZb5VEzV77XKphm-_4pS4GPuaN0KQ47SjKQAJa8/w320-h180/210107134539-20-us-capitol-riots-0106-exlarge-169.jpg)
Oleh: Bhakti Nugroho Alumni Pengkajian Amerika, Universitas Gadjah Mada *tulisan ini ditulis seminngu setelah peristiwa kericuhan di Capitol Building, DC, Amerika Serikat, Januari Tahun 2021 Beberapa hari menjelang lengsernya kekuasaan ‘authoritarian’ ala Donald Trump, perpecahan yang dulu nampak jelas di masyarakat Amerika, sekarang menjadi semakin runyam. Pihak-pihak yang berada dibelakang Donald Trump tidak terima atas kekalahan dan mulai bersikap layaknya supporter sepak bola turnamen antar-kampung. Ini bukan kali pertama hal semacam ini terjadi, di tahun 1898, puluhan lelaki kulit putih dari kelompok supremasi kulit putih, mengeroyok dan membunuh beberapa warga kulit hitam dan mengambil alih kota Wilmington. Namun, insiden yang terjadi awal tahun ini berbeda namun secara garis besar serupa. Kali ini gedung kongres AS atau U.S. Capitol yang menjadi incaran kemarahan kaum ekstrimis. Pendukung MAGA ( Make America Great Again ) dalam kericuhan di gedung kong...